Penurunan angka kelahiran dan peningkatan harapan hidup menyebabkan populasi lanjut usia (lansia) di beberapa wilayah lebih besar daripada penduduk usia produktif. Pertumbuhan lansia yang signifikan memberikan dampak sosial dan ekonomi pada individu, keluarga, dan masyarakat. Masalah utama yang dihadapi lansia adalah ketidakstabilan finansial seiring memasuki masa pensiun. Selain itu, lansia lebih rentan terhadap berbagai masalah kesehatan, baik yang disebabkan oleh penyakit menular, penyakit tidak menular, penyakit akibat penuaan (degeneratif), serta perasaan kesepian, keterasingan, dan perbedaan sosial.
Bina Keluarga Lansia (BKL) adalah poktan keluarga yang mempunyai Lansia dan Lansia itu sendiri yang bertujuan meningkatkan pengetahuan, sikap, dan perilaku/ keterampilan keluarga untuk meningkatkan kualitas hidup Lansia dalam rangka mewujudkan Lansia Tangguh. Lansia Tangguh adalah Lansia yang sehat, aktif, mandiri, dan produktif melalui penerapan 7 dimensi lansia tangguh, yaitu: dimensi spiritual, intelektual, fisik, emosional, sosial kemasyarakatan, profesional vokasional, dan lingkungan.
Apa tujuan dari BKL?
Memberikan dukungan kepada lansia dengan menerapkan 7 (tujuh) dimensi Lansia Tangguh, meliputi: spiritual, intelektual, fisik, emosional, sosial, vokasional, dan lingkungan.
Siapa saja sasaran dari BKL?

Apa saja bentuk kegiatan BKL?
- Pemeriksaan terhadap lansia dengan menggunakan instrumen Activity of Daily Living (ADL) untuk mengetahui tingkat kemandirian lansia. Lansia dengan ketergantungan sedang, berat, hingga total akan mendapatkan pendampingan Perawatan Jangka Panjang (PJP) oleh kader. Sementara itu, lansia dengan ketergantungan ringan dan mandiri dapat mengikuti pendidikan nonformal yang diselenggarakan di Sekolah Lansia.
 - Penyuluhan 7 (tujuh) dimensi lansia tangguh.
 - Orientasi pendampingan Perawatan Jangka Panjang (PJP).
 - Senam lansia.
 - Pengajian/kegiatan keagamaan.
 - Rekreasi.
 - Kerja bakti.
 - Pemberian bantuan kepada lansia yang membutuhkan.
 
Views: 3




