Apa sih Tumbuh Kembang Anak itu?

Pertumbuhan adalah bertambahnya ukuran dan jumlah sel serta jaringan interselular, berarti bertambahnya ukuran fisik dan struktur tubuh sebagian atau keseluruhan, sehingga dapat diukur dengan satuan panjang dan berat.

Perkembangan adalah bertambahnya struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam kemampuan gerak (motorik) kasar, gerak (motorik) halus, bicara dan bahasa serta sosialisasi dan kemandirian.

Jadi, hubungan yang terjadi adalah, Pertumbuhan terjadi secara simultan dengan perkembangan. Pertumbuhan mempengaruhi perkembangan, Perkembangan merupakan hasil interaksi kematangan susunan saraf pusat dengan organ yang dipengaruhinya, misalnya perkembangan system neuromuskuler, kemampuan bicara, emosi dan sosialisasi.

Deteksi dini tumbuh kembang anak adalah proses sistematis dalam mengidentifikasi sejak awal adanya penyimpangan dalam aspek pertumbuhan fisik dan perkembangan fungsi anak. Pertumbuhan mencakup ukuran fisik seperti berat badan, tinggi atau panjang badan, dan lingkar kepala, sedangkan perkembangan mencakup kemampuan seperti motorik kasar dan halus, bicara-bahasa, sosial-emosional, dan kemandirian. Pemeriksaan ini penting dilakukan secara rutin karena fase anak usia 0-6 tahun merupakan periode dengan plasticity otak yang tinggi — intervensi pada periode ini mempunyai peluang keberhasilan yang jauh lebih besar dibandingkan jika terlambat.

Dalam praktiknya, deteksi dini melibatkan beberapa instrumen dan metode, mulai dari pengukuran antropometri, observasi sehari-hari, pengisian checklist perkembangan, hingga skrining formal seperti Kuesioner Pra-Skrining Perkembangan (KPSP) atau Ages & Stages Questionnaire (ASQ). Satu penelitian baru menunjukkan bahwa ASQ-3, yang menilai lima domain utama (komunikasi, motorik kasar, motorik halus, pemecahan masalah, dan personal-sosial), memiliki reliabilitas dan validitas yang baik ketika digunakan di populasi anak usia 1 sampai 66 bulan.

Jadi secara singkatnya begini Sobat

 Pentingnya Pemantauan

• Pemantauan pertumbuhan & perkembangan anak wajib dilakukan secara berkala meski terlihat normal. Bertujuan mendeteksi dini gangguan, memberi intervensi cepat, serta edukasi bagi orang tua .

 Aspek yang Dipantau

• Pertumbuhan: berat badan, panjang/tinggi badan, lingkar kepala.
• Perkembangan: motorik kasar, motorik halus, bicara-bahasa, sosialisasi & kemandirian.
• Tambahan di Puskesmas: penglihatan, pendengaran, perilaku emosional, autisme, dan GPPH.

 Jadwal Deteksi Dini

• Dilakukan pada usia 6, 9, 18, 24, 36, 48, 60, dan 72 bulan.
• Menggunakan Buku KIA dan Pedoman SDIDTK sebagai acuan utama.

  Metode & Alat

• Keluarga/Posyandu/PAUD: buku KIA, ceklis perkembangan.
• Puskesmas: KPSP (Kuesioner Pra Skrining Perkembangan), funduskopi, kartu tumbling E, screening kit, dsb.

  Gangguan yang Perlu Diwaspadai

• Pertumbuhan: stunting, underweight, weight faltering.
• Perkembangan: keterlambatan bicara-bahasa, cerebral palsy, autisme, sindrom bawaan (Down, hipotiroid kongenital, dll)
• Faktor risiko: prematur, BBLR, riwayat NICU, gizi buruk, trauma kepala, pola asuh kurang optimal.

  Tindak Lanjut

• Edukasi & konseling kepada orang tua.
• Rujukan ke fasilitas kesehatan tingkat lanjut bila ditemukan penyimpangan.

Manfaat deteksi dini sangatlah besar: dengan mendeteksi penyimpangan sejak awal, intervensi (nutrisi, stimulasi, terapi) bisa segera diberikan sehingga mencegah masalah jangka panjang seperti stunting, keterlambatan bicara, gangguan sosial-emosional, atau bahkan gangguan perkembangan yang lebih serius. Peran orang tua sangat penting, karena mereka berada dalam posisi paling sering mengamati keseharian anak, dan dapat menggunakan checklist atau alat skrining sederhana untuk memantau perkembangan anak. Lingkungan pendidikan seperti PAUD juga memiliki fungsi vital dalam membantu deteksi, edukasi, dan intervensi., apa aja sih yang harus dideteksi pada tiap tahapan usia anak? Penasaran? Sobat bisa akses materi dr. R. Yuli Kristianto, pada laman berikut.

Views: 9